Sangkan Paraning Dumadi
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?, DARI MANA DAN HENDAK KEMANA MANUSIA LAHIR DAN
HIDUP?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas tentunya setiap ajaran agama
mempunyai jawabannya masing-masing sebagai mana yang terdapat di dalam kitab
suci agamanya, baik Islam ( Al- Qur'an), Kristen (Injil), Hindu, Budha maupun
ajaran Kejawen.
Bagi sebagian besar masyarakat Jawa yang masih menganut Kejawen menjawab
pertanyaan "Untuk apa tujuan hidup?", "Dari mana dan hendak ke
mana manusia lahir dan hidup?" (Sangkan Paraning Dumadi), jawabannya
akan bersifat filosofis dan sangat mendalam.
Oleh karena ajaran Kejawen tidak mempunyai kitab suci, berkait dengan Sangkan Paraning Dumadi Budayawan Jawa yang sekaligus juga seorang dalang wayang kulit terkenal KI NARTOSABDO mengungkapkan di dalam pergelaran wayang kulitnya tentang untuk apa manusia hidup, dari mana dan hendak ke mana manusia hidup dan dilahirkan.
Oleh karena ajaran Kejawen tidak mempunyai kitab suci, berkait dengan Sangkan Paraning Dumadi Budayawan Jawa yang sekaligus juga seorang dalang wayang kulit terkenal KI NARTOSABDO mengungkapkan di dalam pergelaran wayang kulitnya tentang untuk apa manusia hidup, dari mana dan hendak ke mana manusia hidup dan dilahirkan.
Ki Nartosabdo menembangkan satu bait DHANDANGGULA yang mengisahkan, menggambarkan pandangan Orang Jawa tentang awal dan akhir hidup manusia adalah sebagai berikut:
Kawruhana sejatining urip
Manungsa urip ana ing dunya
Prasasat mung mampir ngombe
Umpama manuk mabur
Oncat sangking kurunganeki
Ngendi pencobenyang
Ywa kongsi kalirunanti
Umpama wong lunga sanja
Njan sinanjan nora wurung mesthi mulih
Mulih mula-mulanya
Terjemahan bebasnya,
"Ketahuilah perihal hidup sejati manusia di dunia" manusia hidup di
dunia itu semisal singgah hanya untuk minum.
Bagai burung yang terbang lepas tinggalkan sangkarnya., dimana nanti hinggap
janganlah keliru, semisal orang bertandang, saling tengok toh akhirnya harus
pulang, pulang ke asal mula.
Jadi mennurut pandangan Kejawen
hidup manusia ini hanya sementara, singgah sebentar ibarat hanya untuk makan
dan minum. Oleh karena itu hidup di dunia yang fana ini disebut "ALAM
MADYA" yaitu alam tengah yang terletak antara "ALAM PURWA" dan
"ALAM WASANA"
Hidup ini berasal dari Alam-mulanira dan kembali ke Alam Wasana. Lebih jelasnya
dalam tembang Dhandanggulo dikisahkan:
" Dari mana asalnya dulu manusia dan segala makhluk, seggala yang ada di
alam ini sebenarnya semua itu ada yang mengadakan, yaitu Pencipta Alam Semesta,
Tuhan Yang Maha Agung, itulah asal mula, dan itulah pula tujuan akhir dari
semua yan ada."
MAAF. Ini syair yg lengkap.... Baris ke dua khususnya... yg anda tulis KURANG TEPAT
BalasHapusurip ana jroning alam donya/
(hidup di dalam alam dunia)
bebasane mampir ngombe/
(ibarat perumpamaan mampir minum)
umpama manuk mabur/
(ibarat burung terbang)
lunga saka kurungan neki/
(pergi dari kurungannya)
pundi pencokan benjang/
(dimana hinggapnya besok)
awja kongsi kaleru Kawruhana sejatining urip/
/
(jangan sampai keliru)
umpama lunga sesanja/
(umpama orang pergi bertandang)
njan-sinanjan ora wurung bakal mulih/
(saling bertandang, yang pasti bakal pulang)
mulih mula mulanya
(pulang ke asal mulanya)
MAAF. Ini syair yg lengkap.... Baris ke dua khususnya... yg anda tulis KURANG TEPAT
BalasHapusurip ana jroning alam donya/
(hidup di dalam alam dunia)
bebasane mampir ngombe/
(ibarat perumpamaan mampir minum)
umpama manuk mabur/
(ibarat burung terbang)
lunga saka kurungan neki/
(pergi dari kurungannya)
pundi pencokan benjang/
(dimana hinggapnya besok)
awja kongsi kaleru Kawruhana sejatining urip/
/
(jangan sampai keliru)
umpama lunga sesanja/
(umpama orang pergi bertandang)
njan-sinanjan ora wurung bakal mulih/
(saling bertandang, yang pasti bakal pulang)
mulih mula mulanya
(pulang ke asal mulanya)